Sesudah impresi positif 3 Episode Rule kemarin dan tayang selama 10 episode, telah saatnya JOI memberikan Ulasan untuk Kono Subarashii Sekai ni Shukufuku wo! yang seringkali disingkat sebagai KonoSuba.
Anime ini dapat dibilang sudah menyusun reputasi sebagai seri Winter Season 2016 dengan sales LN yang tinggi, ledakan tren salah satu karakternya, dan mengembalikan reputasi DEEN sebagai sanggar dengan kesanggupan eksekusi komedi yang kompeten. Jadi apa saja aspek yang membikin anime parodi seputar terjebak di dunia lain ini berhasil diperbandingkan genre sejenis lainnya?
A Cast of Well-Realized Characters
Kepribadian para karakter anime ini dapat dibilang terbagi antara tolol dan brengsek. Keempat karakter utama yang setiap episodenya mencelakakan satu sama lain dengan kebrengsekan dan kebegoan masing-masing justru mempunyai relasi yang meyakinkan dan natural diperbandingkan anime sejenis lainnya.
Banyak sekali anime yang relasi karakternya bahkan menyusun semacam cult of personality dengan tokoh utamanya sebagai sang pimpinan. In Konosuba they’re bros, aku dapat percaya para karakter mempunyai relasi dekat walapun mereka sering kali mencurangi satu sama lain, because that’s how bros behave with each other. Agak sedih juga memperhatikan sebuah cerita yang menyadari pentingnya karakter yang mempunyai hidup di luar “orbit” sang karakter utama dari sebuah anime komedi.
Kita secara tak segera dapat tahu kegiatan pribadi para karakter seperti Aqua yang terus menghamburkan uang untuk pesta & menumpuk hutang (menurut episode 8, ia lebih dahulu memasarkan baju hangat ketimbang anggur miliknya,) Megumin yang asal-asalan meledakkan kawasan dan properti kosong (yang terbukti dimiliki seseorang), kegiatan politik Darkness yang kemungkinan besar baru akan dibuktikan di season 2 nanti, dan Kazuma yang tahapan dan skill set-nya terus tumbuh di antara episode (sebetulnya yang satu ini mayoritas tak dibuktikan sebab keterbatasan waktu tayang).
Dengan seluruh kekurangan dan kelemahan karakter di atas KonoSuba juga sukses menghindari perangkap yang senantiasa meradang di genre harem, dimana sang tokoh utama senantiasa saja memperoleh paket heroine yang isinya antara putri bangsawan, si kecil super brilian, mahluk supernatural separo dewa yang kurang kerjaan, atau kombinasi lain yang kurang lebih berisi mahluk nyaris “total” di dunia hal yang demikian. Kepribadian “unik” para heroine KonoSuba memberikan Kazuma karakter tersendiri sebab ia wajib terus secara aktif menuntaskan kegilaan mereka. Instead of, you know, secara final menyelesaikan persoalan dan kelemahan para heroine cuma dengan berada disekitar mereka.
Satu aspek yang paling aku menyenangi dari perkembangan karakter Kazuma, dan segera membikin aku yakin untuk terus mencontoh anime ini, merupakan ia bisa bertransformasi dari HikkiNEET menjadi penduduk yang produktif cuma dalam satu episode saja. Montage dimana ia menjadi buruh bersama Aqua adalah peristiwa unggulan aku untuk musim anime ini. Aku telah kelewat kekenyangan dengan tokoh utama yang dari permulaan mempunyai skill-set atau pengetahuan yang membikin mereka lebih unggul diperbandingkan mayoritas karakter di sebuah seri. Sehingga memperhatikan karakter yang wajib benar-benar berupaya dari nol terasa benar-benar menyegarkan.
A Very Competent Direction
Secara keseluruhan anime mempunyai dua jenis komedi, merupakan gag dan slice-of-life. Variasi komedi slice–of–life secara awam menawarkan sebuah kondisi yang menghibur dan biasanya disangga oleh kwalitas produksi bagus di aspek desain, kartun, dan audio untuk menyusun atmosfir tertentu. Sementara anime jenis gag seringkali kwalitas produksinya terbatas sehingga anime semacam ini wajib berupaya lebih keras untuk menarik perhatian penonton sebab cuma disangga oleh kompetensi komedinya saja.
Baca Juga : Fans Jepang Pilih Karakter Unggulan di Kobayashi-san Chi no Maid Dragon!
DEEN sadar akan kunci kesuksesan seri ini merupakan gaya komedinya dimana punch-line setiap gag menjadi set-up gag berikutnya. Sistem ini juga diterapkan untuk kelanjutan plot seri ini yang seringkali diakibatkan oleh “solusi” setiap tantangan yang dihadapi Kazuma bahkan mengakibatkan kekacauan lain dalam bentang panjang, sehingga keputusan DEEN untuk memotong dan menyingkat sebagian plot-point supaya alur gag terus berjalan lancar lebih bisa dimengerti. Mulanya aku agak dongkol chapter yang berkonsentrasi pada world-building dipotong di anime-nya, tapi semacam itu tamat aku kesudahannya sadar bahwa mereka lebih memprioritaskan untuk mengadaptasi sebanyak mungkin gag dari light novel-nya.